Apakah kamu masih asing dengan istilah portofolio?
Wah, sayang sekali. Padahal, memahami apa itu portofolio sangat penting untuk menunjang karirmu di dunia kerja. Kamu bisa-bisa tertinggal dengan orang lain dalam kemajuan karir jika tak paham soal ini.
Namun tak ada kata terlambat. Dengan membaca artikel ini sampai habis, kamu akan mampu memahami seluk beluk portofolio dan mulai menyusunnya.
Pengertian portofolio
Menelusuri asal mula penggunaan istilah portofolio, awalnya digunakan untuk merujuk kepada benda berupa kotak, map, atau tas yang berisi banyak berkas. Isinya bisa dokumen-dokumen, gambar, atau selebaran seperti pamflet.
Dalam definisi lainnya, Cambridge Dictionary, portofolio adalah koleksi gambar, dokumen dan sebagainya yang mewakili seseorang.
Lebih lengkap lagi, Clarke University menjelaskan bahwa portofolio adalah kompilasi material yang menunjukan keyakinan, skill, kualifikasi, pendidikan,pelatihan, dan pengalaman.
Pemaknaan tentang apa yang dimaksud dengan portofolio bisa semakin spesifik dan beragam. Tergantung jenis portofolio yang dimaksud.
Kenyataannya, portofolio bukan hanya digunakan untuk kepentingan orang di dunia kerja. Beberapa bidang lainnya juga mengenal istilah portofolio dengan fungsinya masing-masing.
Namun dalam artikel ini kita akan lebih khusus membahas portofolio karir atau kerja. Jenis portofolio inilah yang akan membantu menunjang cerah atau suramnya masa depanmu.
Jadi, portofolio karir adalah sekumpulan berkas, dokumen, karya, atau apapun yang menunjukan kualifikasi dan pengalaman kerja seseorang. Semuanya dibuat dan disusun sedemikian rupa agar dunia kerja percaya dan mau memberikan pekerjaan kepada pemiliknya.
Dari sini menjadi jelas, bahwa semakin banyak dan berkualitas portofolio kerja yang kamu susun, maka potensi sukses dalam karir otomatis lebih tinggi. Oleh karena itu, mengumpulkan portofolio sejak mengawali karir adalah hal yang sangat penting.
Perbedaan CV dan Portofolio
Apa perbedaan CV dan portofolio? Pertanyaan ini sering ditanyakan.
Sekilas, keduanya terlihat mirip atau bahkan sama. Namun jika ditelisik lebih dalam, keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Agar kamu tak tertukar, coba simak tabel di bawah ini:
Aspek pembeda | Portofolio | CV |
Sifat | Sifatnya khusus, dibuat untuk kepentingan melamar pada satu pekerjaan spesifik. | Sifatnya umum, dibuat untuk kepentingan melamar kerja pada banyak kesempatan kerja. |
Isi | Melampirkan data atau keahlian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilamar secara spesifik. Disertai dengan bukti yang mendukung. | Melampirkan data umum dan seluruh kegiatan secara lengkap. Baik dalam riwayat pendidikan, pelatihan, organisasi, dan sebagainya. |
Penggunaan | Penggunaan portofolio tidak bisa satu kali untuk satu lamaran. Umumnya isinya akan terus berubah seiring dengan dokumen atau bukti karya yang bertambah. | Penggunannya bisa berkali-kali untuk sebuah CV yang sama. |
Dari tabel di atas, tentu saja kamu bisa memahami efektivitas penggunaan portofolio.
Mengingat sifatnya yang perlu berubah-ubah, portofolio kini kerap kali dibuat dalam bentuk digital. Baik membuatnya di blog/website milik pribadi, sosial media, maupun web khusus yang dibuat untuk menyusun portofolio.
Pekerja-pekerja freelance yang mencari kerja di situs-situs freelancer, umumnya dimudahkan dengan fitur dari situs tersebut. Biasanya, ada fitur bagi pekerja freelance untuk mengotak-atik dan menambah portofolio agar dilirik klien.
Baca juga: Contoh CV Bahasa Indonesia & Cara Membuatnya
Fungsi portofolio kerja
Sudahkah kamu mengumpulkannya?
Jika belum, buat segera setelah tamat membaca artikel ini. Menyusun portofolio sangat penting dan banyak manfaatnya untuk karirmu.
Agar kamu sadar betapa pentingnya hal ini, biar saya jelaskan berbagai manfaatnya.
Ketika klien atau pemberi kerja membuka lowongan, mereka layaknya gula yang dikerubungi semut. Banyak orang yang menawarkan diri untuk menukar jasanya dengan uang yang dijanjikan.
Bagaimana mereka memutuskan pilihannya?
Salah satunya dengan mengamati skill atau kualifikasi orang-orang yang mengirimkan lamaran.
Nah, data-data ini akan lebih mudah diambil jika pemberi kerja menunjukan skill dan kualifikasi yang dimiliki. Berikut dengan bukti-bukti hasil kerja, karya, atau proyek selama karirnya.
Semakin kaya portofolio, semakin besar rasio mereka memberikan pekerjaannya.
2. Membantu klien/pemberi kerja mempercayaimu
Selain memberikan bukti-bukti tentang berbagai hal yang sudah dikerjakan, portofolio juga mengungkapkan dengan siapa saja pelamar kerja pernah bermitra.
Harus kamu sadari, dalam benak pemberi kerja mungkin saja ada ketakutan-ketakutan tertentu. Mereka misalnya berpikir, “Apakah jika kami mempekerjakan tugas ini kepadanya pekerjaan akan sesuai harapan? Bagaimana jika attitude pelamar ini?”
Bukti-bukti karya belum cukup untuk meyakinkan klien. Mereka juga ingin tau bagaimana sikap pelamarnya? Bagaimana komitmen, kedisiplinan, dan kemampuannya bekerja dalam tim serta tekanan?
Nah, keraguan ini bisa terhapus bila kamu membuat portofolio yang memuat mitra-mitra kerja sebelumnya. Dengan siapa saja kamu pernah bekerja dan bekerjasama?
Semakin besar nama mitramu yang ditunjukan dalam portofolio, klien bisa semakin bisa percaya.
3. Membantu klien/ pemberi kerja melihat perkembangan karir pelamar
Sebagaimana sudah dijelaskan, portofolio memuat dokumen dan karya-karyamu dari waktu ke waktu. Jumlahnya bisa terus bertambah dari tahun ke tahun.
Pemberi kerja mungkin saja mempertimbangkan perkembangan terakhir soal produktivitas. Apa saja capaian terbarumu? Hal-hal apa yang sudah kamu kerjakan beberapa tahun belakangan?
Pada beberapa ruang membuat portofolio, sebagai pelamar kerja kamu bisa mencantumkan waktu pengerjaan proyek-proyek yang sudah dikerjakan.
Sedikit banyak, hal ini pasti bermanfaat.
4. Membantumu mengevaluasi diri
Ketika kamu membangun portofolio, dalam rentang waktu tertentu ia bisa jadi bahan refleksi diri.
Melihat pencapaian yang dimuat dalam portofolio membantumu merenung dan flashback.
Jika kamu melihat hanya ada sedikit penambahan proyek atau karya, itu bisa memacu mencari penyebabnya. Selanjutnya, bisa kamu perbaiki.
Sebaliknya, jika kamu melihat satu tahun ke belakang kamu sangat produktif, ini bisa memacu untuk semakin semangat menapaki karir.
Ingat, kata orang bijak, menghisab (mengevaluasi ) diri adalah sarana meningkatkan kualitas diri.
Format dan contoh portofolio
Setelah sadar betapa pentingnya portofolio, kamu mungkin berpikir, “Bagaimana saya membuatnya? Bagaimana bentuk dan formatnya?”
Berikut ini format yang bisa dipilih:
1. Format portofolio fisik
Pertama, kamu bisa saja membuatnya dalam bentuk cetak. Caranya dengan membuat satu lembar format portofolio utama yang mencerminkan skill dan kualifikasi.
Tentu disertai dengan berkas-berkas pendukung yang membuktikan apa yang kamu sampaikan dalam lembar pertama portofolio.
Kira-kira, lembar utama portofolionya semacam ini:
Di belakang lembar ini, kamu kumpulan ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat keahlian, paklaring, dan seluruh dokumen yang menunjukan hasil karyamu.
Jika kamu sebelumnya sudah punya pengalaman kerja, kamu bisa melampirkan sample-sample hasil kerja terbaikmu.
Bagaimana jika belum ada hasil kerja? Kamu bisa saja dengan sengaja menyengaja membuat hasil karya khusus untuk kepentingan portofolio.
Misalnya jika posisi kerja yang hendak kamu tuju adalah copywriter, maka masukan tulisan genre copywriting yang pernah kamu buat. Kamu tak perlu melampirkan karyamu dalam bidang yang tak berhubungan. Misalnya hasil desain, tulisan cerpen, dan sebagainya.
Setelah terkumpul semua, masukan dalam satu map atau bundel sebelum kamu berikan kepada pemberi kerja.
2. Format portofolio digital
Sebenarnya, penggunaan portofolio lebih lazim untuk kegiatan mencari kerja dan pengiriman lamaran di internet.
Pembuatan dan penggunaannya lebih fleksibel dan praktis. Mudah diubah dan ditambah sesuai keperluan.
Maka meskipun saat ini kamu masih sekolah atau kuliah dan belum terpikir mau melamar kerja kemana, tak ada salahnya mulai membuat portofolio digital.
Ada beberapa tempat yang bisa digunakan untuk membangunnya:
- Blog/web pribadi
- Sosial media
- Situs khusus portofolio
- Situs freelancer
Saya coba jelaskan satu per satu:
2.1. Blog/web pribadi
Ada beberapa bidang kerja yang cocok menjadikan blog sebagai tempat portofolionya.
Andaikata kamu punya minat yang kuat untuk bekerja dalam bidang kepenulisan, kamu bisa membuat blog yang berisi tulisan-tulisanmu.
Tentu saja sesuaikan dengan genre-genre tulisan yang ingin kamu tekuni sebagai karir jangka panjang. Entah itu penulis SEO, copywriter, travel writer, academic writer, dan yang lainnya.
Selain bidang kerja kepenulisan, kamu juga bisa memanfaatkan web pribadi untuk menampilkan hasil kerjamu dalam membangun web selaku web developer.
Bidang desain, fotografi, videografi, dan yang lainnya bisa jadi juga cocok jika kamu bisa memformat tampilan web menarik.
Jangan lupa sertakan deskripsi singkat mengenai dirimu di blog tersebut. Pastikan juga ada nomor kontak atau email yang bisa dihubungi.Kadang-kadang, tanpa kamu melamar kerja, ada orang yang tiba-tiba menghubungi dan memberimu kerja ketika mereka melihat blogmu.
Bukan hanya itu, kamu juga bisa secara pribadi memasarkan jasamu untuk mencari klien dengan membagikannya ke berbagai forum.
2.2. Sosial media
Beberapa sosial media seperti instagram juga cocok untuk menjadi tempat membangun portofolio.
Di media semacam ini, kamu yang punya passion dan skill fotografi bisa unjuk gigi. Buat berbagai karya terbaik bisa dipamerkan dalam berbagai postingan. Jadikan sosial media sebagai etalase untuk memajang skill terbaikmu.
Contohnya akun ini yang memamerkan skill editing foto yang dimiliknya untuk memancing klien di Instagram:
link— https://instagram.com/fnatix?igshid=igoigqobjjxv
Selain fotografi juga memungkinkan.
Bukan hanya di instagram, kamu juga bisa bikin portofolio kreatif lewat Youtube. Beberapa bidang kerja bisa kok memanfaatkan sosial media paling populer ini.
Sebagai inspirasi, kamu bisa lihat portofolio yang dibuat oleh Sibambo Studio yang menawarkan jasa arsitektur ini:
link— https://youtube.com/c/SibamboStudio
Selain Instagram dan Youtube, sosial media lain juga bisa jadi cocok. Baik Facebook, Pinterest, atau bahkan Tik Tok.
Jangan lupa sertakan kontak yang bisa dihubungi. Buat sebagus dan semenarik mungkin agar banyak orang tertarik memakai jasamu.
2.3. Situs portofolio
Jika kamu tak punya banyak waktu untuk membangun web/blog pribadi untuk memajang karyamu, kamu bisa gunakan situs penyedia portofolio.
Kamu tinggal daftar dan buat akun disana. Setelah itu, kamu bisa melampirkan berbagai informasi yang menunjukan skillmu. Kamu juga bisa mengunggah hasil kerja, project, serta mencantumkan klien-klien yang pernah menggunakan jasamu.
Beberapa situs yang dimaksud dan bisa kamu coba antara lain:
Dengan membangun contoh portofolio desainer, contoh portofolio fotografer, contoh portofolio programmer atau yang lainnya, kegiatan mencari kerja jadi lebih praktis. Kamu tinggal memberikan link yang menghubungkan pemberi kerja dengan portofoliomu.
Berikut contoh portofolio yang dibuat di situs semacam ini:
gambar– https://www.behance.net/gallery/28708795/PORTOFOLIO-DESAIN
2.4. Situs freelancer
Kamu seorang dengan karakter bebas dan tak mau diikat dalam jangka panjang oleh satu perusahaan saja? Saya sarankan kamu daftar di situs-situs freelancer.
Di sana, kamu bisa membuat dan membagikan portofolio untuk ditawarkan kepada berbagai klien yang memberikan proyek-proyek singkat. Entah itu yang bisa diselesaikan dalam rentang waktu harian, mingguan, maupunan bulanan.
Beberapa situs freelancer yang banyak digunakan antara lain:
- Fastwork.co.id
- Projects.co.id
- Sribulancer.com
- Sribu.com
- Fiverr.com
- Freelancer.com
- Upwork.com
- Toptal.com
- dan banyak lagi
Kelebihan membangun portofolio di situs semacam ini, kamu bisa mendapatkan review langsung terhadap hasil kerjamu oleh klien. Jika penilaiannya selalu baik, karirmu akan cepat meroket. Klien lebih mudah percaya dan berdatangan.
Tapi sebaliknya, jika kamu kerjanya jelek dan banyak mendapatkan review kurang memuaskan, karirmu sudah naik.
Hampir semua pekerjaan yang ditawarkan oleh pemberi kerja di situs freelancer adalah kerja remote (jarak jauh). Jadi sangat cocok bagi kamu yang lebih senang work from home.
Cara membuat portofolio yang menarik
Jangan asal-asalan dalam membangun portofolio. Agar dilirik, kamu perlu membuat contoh portofolio menarik.
Berikut ini cara-cara yang bisa kamu jadikan panduan!
1. Hanya menampilkan hasil karya yang baik
Sepanjang perjalanan karir dan pengalamanmu dalam menggeluti suatu bidang, mungkin ada banyak hasil kerja yang bisa ditampilkan.
Namun, tak berarti semuanya perlu disajikan dalam portofolio. Sebaiknya sortir dan hanya pilih yang paling bagus dan relevan,
Karya dengan hasil kurang memuaskan serta kurang relevan dengan bidang yang dituju tak perlu kamu lampirkan. Keberadaannya bisa jadi semacam duri dalam daging. Bisa bikin kamu keselek.
Kontraproduktif bukan?
2. Jangan lupa mencantumkan nama klien/pengguna jasamu
Hal penting namun kadang luput adalah memberikan informasi tentang klien.
Mitra-mitra kerja tersebut jika dicantumkan bisa jadi memberi nilai tambah bagi calon klien baru. Apalagi jika mereka adalah perusahaan dengan nama mentereng dan kredibilitas tinggi.
Namun untuk etika, sebaiknya kamu dahului dengan meminta izin. Kadang-kadang ada juga klien yang enggan mengaku pernah berhubungan mesra denganmu.
Jika tidak diizinkan, jangan memaksa. Cukup tampilkan hasil kerjanya saja.
3. Jangan lupa minta testimoni
Ketika kamu membangun portofolio di situs freelancer, tanpa dimintapun testimoni pasti didapatkan. Biasanya situs semacam itu punya sistem review yang mengharuskan klienmu menilai kinerjamu.
Namun jika kamu membuatnya di ruang-ruang lain, meminta testimoni klien secara mandiri perlu dilakukan. Kamu bisa memintanya dalam bentuk tertulis maupun video langsung.
Konten-konten testimoni semacam itu fungsinya menjadi referensi pembanding. Gunanya memperkuat keyakinan calon klien untuk memakai jasa.
4. Menampilkan proses kerja yang profesional
Beberapa kanal untuk membangun portofolio memungkinkan kamu menunjukan proses kerja yang dilakukan. Baik dalam bentuk foto, carousel, video, atau mungkin deskripsi tulisan.
Ada baiknya kamu juga membuat konten semacam ini untuk ditampilkan. Calon pemberi kerja jadi bisa tahu cara kerjamu yang profesional. Dengan demikian, mereka jadi tak ragu memakai jasamu.
Sebagai catatan tambahan, pelamar kerja hanya boleh menampilkan hasil karya sendiri. Jangan coba-coba berbuat curang dengan mengunggah atau melampirkan karya orang lain.
Selain tindakan tak etis, melakukan hal semacam ini juga berbahaya bagi karirmu. Jika satu waktu kelakuan bodohmu ketahuan, karirmu bisa habis.
Semua pengetahuan yang disajikan dalam artikel ini tak akan berguna jika tak coba dipraktekan. Setelah tahu apa itu portofolio, manfaat, format, contoh, dan cara membuatnya, kamu perlu take action.