Kamu punya cita-cita menjadi CTO di masa depan?
Keberadaan CTO adalah hal penting dalam eksistensi perusahaan era Industri 4.0. Posisinya sebagai jenderal dalam penerapan teknologi untuk memajukan bisnis adalah alasannya.
Tentu bagus jika iya. Tapi sebelumnya, kamu perlu paham seluk beluk jabatan ini. Membaca artikel ini dalam 3-5 menit mudah-mudahan bisa membuatmu semakin tahu apa itu CTO dan bagaimana bisa meraih posisi tersebut.
Apa itu CTO?
CTO atau Chief Technology Officer sering juga disebut direktur teknologi. Dalam perusahaan, posisinya ada pada level eksekutif.
Bidang pekerjaannya terfokus pada pengembangan infrastruktur teknologi untuk mewujudkan tujuan organisasi perusahaan. Terutama, dalam kaitan peningkatan pelayanan kepada pihak eksternal perusahaan.
Dalam praktek pekerjaannya, CTO bekerjasama dengan para staf IT (Information and Technology). CTO harus menyadari betapa pesat dan dahsyat perkembangan teknologi. Kesadaran itu perlu diwujudkan dalam kegiatan yang mendongkrak kemajuan bisnis.
Kapan jabatan CTO muncul?
Apabila kita melacak waktu munculnya jabatan ini, semua tidak bisa dilepaskan dari konsep beberapa perusahaan besar pasca Perang Dunia II.
Ketika itu bermunculan sebagian perusahaan yang membangun tempat penelitian terpisah dari lokasi operasional utama mereka. Laboratorium itu diisi oleh ilmuwan-ilmuwan yang melakukan penelitian untuk kepentingan perusahaan.
Mereka tak diberi beban kerja layaknya pegawai. Fokusnya meneliti saja.
Dari sanalah inspirasi munculnya departemen khusus yang dipimpin oleh CTO. Kegiatan CTO tak berhubungan dengan aktivitas bisnis perusahaan secara langsung. Mereka mengerahkan upaya untuk melakukan riset teknologi untuk bisa diaplikasikan secara keseluruhan dalam perusahaan.
Perkembangan jabatan ini terjadi pada 1980-an. Beriringan dengan berkembangnya teknologi komputer serta internet di masyarakat. Ramai-ramai, kala itu perusahaan membentuk departemen khusus dengan CTO sebagai pemimpinnya.
Apa perbedaan CTO dan CIO?
Ada satu jabatan yang dianggap serupa dengan CTO. Sebagian orang menganggapnya jabatan sama. Padahal, keduanya berbeda.
Jabatan yang dimaksud adalah CIO atau Chief Information Officer.
Lantas, apa beda CIO dan CTO? Untuk memudahkannya, kamu bisa menyimak tabel yang kami adaptasi dari Workable.com.
CTO (Chief Technology Officer) | CIO (Chief Information Officer) |
Fokus pengembangan produk untuk kepentingan layanan eksternal perusahaan | Fokus pengembangan produk untuk kegiatan internal perusahaan |
Tanggungjawabnya terhadap infrastruktur dan operasional TI | Tanggungjawabnya terhadap pengembang dan insinyur. |
Tujuannya untuk terus meningkatkan pendapatan | Tujuannya untuk meningkatkan laba (profitabilitas) |
Keberadaannya untuk mendorong inovasi | Keberadaannya mendorong produktivitas internal perusahaan |
Orientasinya adalah pelanggan | Orientasinya adalah karyawan |
Dari tabel di atas, nampak jelas sekali perbedaan antara keduanya. Masing-masing punya perannya sendiri dalam pengembangan perusahaan.
CTO sebagai sebuah departemen, memfokuskan kegiatannya untuk melakukan riset teknologi untuk meningkatkan pelayanan perusahaan terhadap pelanggan. Sedangkan CIO adalah departemen yang melakukan riset untuk tujuan lain, yakni meningkatkan kualitas kerja internal perusahaan.
Meskipun demikian, keduanya departemen ini juga memang punya kesamaan. Yakni sama-sama melakukan upaya perbaikan melalui riset-riset teknologi.
Bagaimana tugas CTO?
Menjadi seorang CTO tidaklah mudah. Apalagi jika perusahaan yang dikelola masih kategori start-up. Tugas CTO start-up pastinya hanya bisa diemban oleh orang-orang kompeten.
Berikut ini tugas-tugas CTO pada umumnya di berbagai perusahaan:
- Melakukan pengembangan pada aspek strategi dan teknis supaya keduanya bisa senantiasa padu dengan tujuan bisnis perusahaan.
- Membantu departemen-departemen yang ada di perusahaan agar menggunakan infrastruktur teknologi secara menguntungkan.
- Melakukan penemuan sekaligus menerapkan berbagai teknologi baru yang punya daya saing untuk unggul dalam dunia industri.
- Menjamin kualitas teknologi perusahaan sekaligus menjamin keamanan data pelanggan.
- Melakukan pengawasan sistem infrastruktur berbasis teknologi yang sudah dibuat untuk memastikan efisiensinya dan kebermanfaatannya bagi perusahaan.
- Melakukan pemantauan terhadap KPI (Key Performance Indicator) khususnya untuk menilai bagaimana performa penggunaan teknologi di perusahaan.
- Memanfaatkan segala masukan dari pihak-pihak strategis (pemangku kebijakan) perusahaan untuk peningkatan serta penyesuaian teknologi.
- Menyampaikan strategi yang berhubungan dengan teknologi kepada pihak eksternal perusahaan. Baik itu mitra, pelanggan, maupun investor.
- Selalu mengikuti tren-tren paling baru dalam hal teknologi.
- Bekerjasama dengan departemen pengembangan bisnis, pemasaran, serta operasional untuk meningkatkan kualitas produk.
Banyak nggak tuh kira-kira? Sebagai direktur, tugas CTO ini memang berat. Makanya dalam pekerjaannya membutuhkan bantuan orang lain. Biasanya, CTO dibantu oleh staf yang tentu saja paham teknologi juga.
Skill apa yang harus dimiliki oleh CTO?
Konsep menempatkan orang tepat untuk jabatan tepat selalu penting diaplikasikan dalam perusahaan. Demikian halnya ketika perusahaan berupaya memilih sosok untuk duduk sebagai CTO.
Beberapa skill penting harus dikuasai direktur ini. Media bisnis kenamaan internasional, Forbes, menyebut setidaknya ada 13 skill. Banyak ya?
Apa saja skill CTO yang perlu dimiliki? Berikut ulasannya!
1. Constant Education (Pendidikan terus menerus)
Sebagai orang yang berkutat dalam dunia teknologi, maka berhenti belajar adalah bunuh diri. Pasalnya, yang namanya teknologi itu berkembang dengan sangat cepat.
Maka dari, kemauan dan kemampuan untuk bisa terus belajar adalah hal mutlak bagi siapa saja yang hendak menapak karir menjadi CTO. Ia tak boleh luput dengan hal-hal baru di sekitarnya.
2. Diplomasi dan sabar
Seorang CTO tak boleh merasa selalu benar dan selalu ingin terlihat dominan dalam pembicaraan. Sebaliknya, ia harus sabar ketika berdiskusi dan mendapatkan masukan dari orang lain. Terutama ketika membahas persoalan teknologi.
Bisa jadi, alternatif orang lain mengenai teknologi lebih efektif untuk diterapkan ketimbang pendapat yang dipegang.
3. Merekrut orang secara efektif
Untuk bisa maju, CTO tak bisa bekerja sendiri. Pasti membutuhkan tim untuk bisa sama-sama melakukan pengembangan teknologi untuk perusahaan.
Dalam konteks ini, CTO juga harus mampu memilih orang-orang berbakat dan diyakini bisa bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Ia tak bisa menyerahkan begitu saja urusan merekrut orang.
4. People skills (Menginspirasi orang)
Sebagai seorang direktur, CTO juga harus bisa mendorong tim agar mampu bergerak dalam ritme sama untuk mencapai visi perusahaan. Setiap langkah dan contohnya menginspirasi orang berbuat yang terbaik untuk menggapainya.
Untuk itu, CTO mesti terbiasa berbagi, melakukan sikap empati, serta bahagia melihat orang-orang bertumbuh lebih baik. Kepemimpinannya membutuhkan dukungan orang-orang.
5. Berpikir Strategis
Jika tim-tim yang diurusnya seperti pengembang, programmer, desainer UX dan sebagainya harus berpikir detail, maka berbeda dengan CTO. Ia harus berpikir lebih global dan menyeluruh dengan visi terdepan dibanding anggota timnya.
Artinya, CTO perlu punya kemampuan menangkap hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan lalu mengantisipasinya dengan strategi paling tepat. Tanpa kemampuan ini, perusahaan bisa mati di tengah jalan.
6. Komunikasi
Sebagai pemimpin, Chief Technology Officer juga tentu harus pandai berkomunikasi. Bagaimanapun ia akan dihadapkan kepada kegiatan memimpin forum, berkoordinasi, dan lainnya. Bahkan seringkali ia perlu menyampaikan hal-hal teknis dan spesifik.
Dalam menjalankan kegiatan ini, CTO harus paham siapa yang ia ajak bicara. Selain itu, punya kemampuan juga menyampaikan pesan secara efisien.
7. Mendengar
Banyak hal yang perlu didengar oleh seorang CTO. Mulai dari internal timnya, apa yang terjadi di pasar, hingga masukan dari sesama pimpinan. Tentu saja ini semua membutuhkan kemampuan untuk mau mendengar semua permasalahanya.
Dengan demikian, ia akan benar-benar mampu menangkap teknologi apa yang dibutuhkan? Apa yang perlu diperbaiki dari produk, bisnis, dan sebagainya?
8. Coding
Faktanya, memang tak semua CTO yang eksis saat ini punya kemampuan coding. Tetapi, memiliki kemampuan ini akan lebih baik untuk pengembangan perusahaan.
Dengan menguasai coding, seorang CTO bisa memahami dan mengerti laporan-laporan dari tim pengembangnya yang bergelut dengan coding. Setidaknya tahu bagaimana rumitnya, syukur-syukur jika mampu memberikan pemecahannya.
Apalagi jika sebelumnya CTO punya kemampuan ini. Jika tak di praktek-praktekan lagi bisa-bisa lupa dan hilang skill-nya.
9. Menetapkan dan menjalankan visi
Salah satu tugas krusial CTO adalah menetapkan visi bagi produk serta teknologi perusahaan. Sifat visi yang jangka panjang ini terkadang jika dijelaskan kepada bawahan (tim) agak sulit untuk dipahami. Apalagi mereka yang tak biasa berpikir visioner.
Maka dari itu, CTO hebat harus bisa menerjemahkan visinya secara sederhana agar semua anggota tim paham dan bergerak mengeksekusinya. Hingga pada akhirnya, hal-hal yang semula sulit dipahami bisa terbukti dampaknya di kemudian hari.
10. Manajemen waktu
Banyaknya tugas, urusan, hingga masalah yang perlu diselesaikan menuntut seorang CTO pandai dalam mengelola waktu. Belum lagi jika dibenturkan dengan posisi di luar perusahaan yang juga sama-sama butuh diselesaikan.
Melakukan manajemen waktu dengan baik ini persoalan sangat sulit. Tapi bagaimanapun, terus belajar dan memperbaikinya dari waktu ke waktu adalah kewajiban.
11. Manajemen keamanan dan privasi
Persoalan keamanan dan privasi data ini memang jadi masalah hebat bagi perusahaan-perusahaan yang serius memanfaatkan teknologi. Meski secara hukum sudah jelas bahwa perusahaan tidak boleh menyalahgunakan data, tapi godaan atau potensi keluar aturan itu selalu ada.
Pada titik ini, CTO harus bisa menjaga agar perusahaan tetap menjaga kepercayaan pelanggan. Tidak gegabah dalam menggunakan data privasi pelanggan yang dimiliki.
12. Orientasi layanan
Mengingat tugas utamanya untuk meningkatkan kualitas layanan pada pelanggan, maka seorang CTO harus terbiasa mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan demikian, setiap keputusan dan arah kebijakan senantiasa diarahkan untuk kebaikan pelanggan.
CTO sebaiknya tak membangun kesimpulan dari asumsi soal keinginan dan kebutuhan pelanggan. Malah sebaiknya ia tak malu bertanya dan melakukan upaya untuk mengukur apa-apa harapan pelanggannya.
13. Mentoring
Sebagai CTO, perlu juga untuk senantiasa melakukan pendampingan agar orang-orang di bawahnya bisa naik level. Mesti ada rasa senang ketika tim berkembang menjadi lebih profesional.
Selain melakukan pendampingan sendiri, CTO juga bisa mendorong membangun program pendampingan dengan memasangkan tim pemula dan senior. Jika kualitas tim bagus-bagus, pasti perusahaan juga akan semakin bagus kemajuannya.
Berapa gaji CTO?
Apabila kamu punya skill-skill dasar untuk menjadi CTO, mengapa tidak kamu mulai bermimpi untuk menggapai posisi ini?
Selain prestise tinggi, Chief Technology Officer juga gajinya selangit. Dibandingkan level-level direktur lain, posisinya lebih dihargai. Tak heran karena memang saat ini peran teknologi sangat strategis bagi optimasi bisnis.
Lantas, berapa gaji CTO?
Dari data yang didapat dari riset Robert Walters Indonesia pada tahun 2020, gaji CTO di Indonesia ada di kisaran 1,1 hingga 1,9 miliar rupiah setiap tahunnya.
Artinya, setiap bulan seorang CTO bisa mendapatkan gaji mulai dari 80-150-an juta rupiah. Harap dicatat, angka itu belum termasuk tunjangan, bonus, serta berbagai fasilitas tambahan lain dari perusahaan.
Untuk bidang IT, gajinya paling tinggi. Tak heran banyak yang memimpikan ada di posisinya.
Bahkan bukan tak mungkin penghasilanmu lebih tinggi lagi. Misalnya menyerupai sosok CTO terkaya saat ini, Elon Musk.
CTO sekaligus CEO dari SpaceX ini saat ini duduk menjadi salah seorang terkaya di dunia. Uangnya mencapai triliunan rupiah.
Semuanya dimulai dari minatnya yang tinggi terhadap teknologi serta jatuh bangungnnya di bidang ini.
Bagaimana memulai karir menjadi CTO?
Pertanyaannya, bagaimana langkah untuk bisa sampai di level CTO? Step-step apa saja yang harus dilalui?
Maryville University menyebut bisa dimulai dengan menamatkan kuliah sarjana dari jurusan yang berhubungan dengan dunia IT atau ilmu komputer. Hal ini akan jadi pondasi penting bagi karir profesional.
Setidaknya, calon CTO masa depan harus menguasai beberapa wawasan seputar hal berikut:
- Desain database
- Pemrograman
- Integritas data
- Digital forensik
- Hukum seputar dunia maya
- dan sebagainya
Pengetahuan-pengetahuan di atas adalah dasar-dasar yang wajib dikuasai untuk bisa masuk dalam level entry di dunia IT. Faktanya, CTO bisa dari spesialis-spesialis apapun dalam bidang IT.
Setelah itu, calon CTO bisa melakukan pembelajaran dan pengalamannya selama on the job. Namun dalam proses ini, ada berbagai wawasan dan pengalaman yang diperlukan agar layak ditempatkan pada level CTO.
Setidaknya, ia perlu mencoba bekerja di area-area pekerjaan IT berikut ini:
- Rekayasa Big Data
- Arsitektur jaringan
- Manajemen keamanan informasi
- Rekayasa keamanan
- Pengembangan perangkat lunak
Tentu saja menjalani proses di atas membutuhkan banyak waktu. Umumnya, dari lama waktu memulai dari level entry hingga bisa duduk di level manajerial butuh waktu sekitar 5 hingga 10 tahun.
Saat sampai pada level manajer, calon CTO butuh waktu tambahan untuk menambah pengalaman dan skill-nya lagi. Biasanya antara 5-7 tahun. Barulah kemudian calon CTO umumnya sudah matang dan bisa dibebani tugas-tugas dengan kompleksitas tinggi.
Jika ditotal, waktu yang dibutuhkan sekitar 15 tahun.
Namun tentu saja selalu ada kemungkinan muncul kasus-kasus extraordinary yang melanggar sesuatu keumuman. Jika kamu serius dan berusaha diluar kebiasaan banyak orang, mencapainya dalam waktu lebih singkat bisa saja terjadi.
Kini pertanyaannya, menimbang segala hal yang dipaparkan Tugas Karyawan, hal apa saja yang sudah kamu siapkan? Apakah kamu sudah siap memulai mimpi untuk menjadi CTO?
CTO adalah pekerjaan spesial. Pastikan kamu juga sudah terbiasa mengerjakan hal-hal spesial!